Banyak Yang Belum Tahu inilah Tahapan Cara Budidaya Selada Romaine Organik
Banyak Yang Belum Tahu inilah Tahapan Cara Budidaya Selada Romaine Organik - Romaine lettuce alias yg lebih dikenal dengan selada romaine masuk dalam keluarga Lactuca Sativa (selada). Tanaman sayur yg bernama latin Lactuca Sativa var. Longifolia ini mampu dibudidayakan dengan dua cara, yakni tutorial konvensional lewat tanah dan hidroponik lewat media air.
Para petani selada air di Indonesia pun mampu memilih diantara kedua tutorial budidaya tersebut. Muslih, petani hidroponik asal Cianjur, Jawa Barat berkata bahwa sistem hidroponik ialah tutorial tercepat untuk membudidayakan selada romaine dibandingkan tutorial konvensional. Mahalnya harga bibit selada romaine membikin para petani wajib memutar otak untuk menutup anggaran produksi dengan waktu panen lebih cepat.
"Benih selada romaine harganya mencapai Rp 400.000 per 100 gram. Sistem hidroponik lebih cepat dan praktis. Tidak butuh repot memindahkan media tanam juga. Kalau di tanah, wajib dipindah ke media yg lebih luas," kata Muslih. Butuh waktu kurang lebih 50 hari selada romaine siap panen.
Namun, menanam selada romaine lewat hidroponik memperlukan pasokan air dan keadaan wadah yg bersih. Selain itu, nutrisi berupa pupuk cair juga wajib selalu diberikan. Pupuk cair diberikan setiap penggantian air yg dilakukan satu alias dua minggu sekali.
Muslih membahas kebersihan air dan wadah ini bakal berpengaruh pada timbulnya penyakit yg kerap menyerang tanaman selada romaine. "Kalau air dan wadahnya kotor, penyakit gampang datang. Kalau demam isu kemarau biasanya kutu, kalau demam isu hujan biasanya jamur alias mata kodok," terangnya.
Wabah kutu maupun jamur menyerang daun tanaman selada romaine. Penyakit tersebut cepat menular. Cara yg paling ampuh untuk menghentikannya ialah dengan menyiangi daun yg terkena kutu alias jamur.
Berbeda dengan Muslih, Anwarul Masalik membudidayakan selada romaine lewat media tanah. Menurutnya, akibat panen dari media tanah ukurannya lebih besar dan segar. Biaya operasionalnya juga lebih murah.
"Biayanya lebih terjangkau sebab saya mampu benihnya dari sesama petani organik. Jadi saya pakai bibit organik, bukan yg produksi pabrik, harganya lebih murah," tutur Anwarul. Ia butuh waktu 60 hari untuk memanen seladanya.
Mulanya, penyemaian benih dilakukan di media semai yg kecil alias polybag. Setelah bertunas, baru tanaman selada romaine dipindahkan ke lahan yg lebih luas. Jarak tanam antar tanaman yg dianjurkan yakni 20x20 centimeter (cm).
Pemberian pupuk pada tanaman dilakukan ketika pertama kali proses penanaman, berlanjut selalu sebulan alias dua bulan sekali untuk mempercepat pertumbuhan. Penyiraman juga wajib rutin, dua kali sehari, khususnya ketika demam isu kemarau. Pada demam isu hujan, penyiraman lumayan tiga hari sekali.
Para petani selada air di Indonesia pun mampu memilih diantara kedua tutorial budidaya tersebut. Muslih, petani hidroponik asal Cianjur, Jawa Barat berkata bahwa sistem hidroponik ialah tutorial tercepat untuk membudidayakan selada romaine dibandingkan tutorial konvensional. Mahalnya harga bibit selada romaine membikin para petani wajib memutar otak untuk menutup anggaran produksi dengan waktu panen lebih cepat.
"Benih selada romaine harganya mencapai Rp 400.000 per 100 gram. Sistem hidroponik lebih cepat dan praktis. Tidak butuh repot memindahkan media tanam juga. Kalau di tanah, wajib dipindah ke media yg lebih luas," kata Muslih. Butuh waktu kurang lebih 50 hari selada romaine siap panen.
Namun, menanam selada romaine lewat hidroponik memperlukan pasokan air dan keadaan wadah yg bersih. Selain itu, nutrisi berupa pupuk cair juga wajib selalu diberikan. Pupuk cair diberikan setiap penggantian air yg dilakukan satu alias dua minggu sekali.
Muslih membahas kebersihan air dan wadah ini bakal berpengaruh pada timbulnya penyakit yg kerap menyerang tanaman selada romaine. "Kalau air dan wadahnya kotor, penyakit gampang datang. Kalau demam isu kemarau biasanya kutu, kalau demam isu hujan biasanya jamur alias mata kodok," terangnya.
Wabah kutu maupun jamur menyerang daun tanaman selada romaine. Penyakit tersebut cepat menular. Cara yg paling ampuh untuk menghentikannya ialah dengan menyiangi daun yg terkena kutu alias jamur.
Berbeda dengan Muslih, Anwarul Masalik membudidayakan selada romaine lewat media tanah. Menurutnya, akibat panen dari media tanah ukurannya lebih besar dan segar. Biaya operasionalnya juga lebih murah.
"Biayanya lebih terjangkau sebab saya mampu benihnya dari sesama petani organik. Jadi saya pakai bibit organik, bukan yg produksi pabrik, harganya lebih murah," tutur Anwarul. Ia butuh waktu 60 hari untuk memanen seladanya.
Mulanya, penyemaian benih dilakukan di media semai yg kecil alias polybag. Setelah bertunas, baru tanaman selada romaine dipindahkan ke lahan yg lebih luas. Jarak tanam antar tanaman yg dianjurkan yakni 20x20 centimeter (cm).
Pemberian pupuk pada tanaman dilakukan ketika pertama kali proses penanaman, berlanjut selalu sebulan alias dua bulan sekali untuk mempercepat pertumbuhan. Penyiraman juga wajib rutin, dua kali sehari, khususnya ketika demam isu kemarau. Pada demam isu hujan, penyiraman lumayan tiga hari sekali.
Selada romaine yg ditanam di tanah rentan dengan penyakit daun berkarat. Biasanya, di tahap daun bakal muncul bintik-bintik kuning, kemudian daun akan layu. Jika dibiarkan mampu menyebabkan tanaman mati.
Anwarul akan menyiangi daun yg terkena penyakit.Untuk daun yg belum berbintik dirinya akan membilasnya, sebab semua proses dilakukan dengan cara alami.
Selada ialah sayuran yg umum bagi masyarakat. Namun, berbagai waktu belakangan, Kalian mampu menemukan tipe selada yg agak tak sama di supermarket. Yakni, selada romaine, yg mulai tak sedikit menghiasi perpaduan rak sayuran bersanding dengan kale, pokcoy, bayam dan sebagainya.
"Sebenarnya selada romaine ini telah ada semenjak lama. Tapi terbukti berbagai bulan belakangan, permintaan dari supermarket semakin meningkat," kata Muslih, petani selada romaine hidroponik dari Cianjur, Jawa Barat. Muslih sendiri telah membudidayakan selada romaine dalam delapan tahun terakhir.
Ia mengatakan, banyaknya permintaan berbagai bulan akhir-akhir datang dari peritel, semacam supermarket. Hampir 80% akibat panen selada romaine milik Muslih terserap oleh supermarket asal Jakarta. Sisanya, untuk kebutuhan pribadi dan pebisnis masakan di kurang lebih Cianjur dan Jakarta.
Dalam sehari, Muslih mampu menjual kurang lebih 100 pak. Satu pak itu seberat seperempat kilogram (kg). Jadi, total penjualan per hari mencapai 25 kg. Ia menjelaskan, harga selada romaine akibat panennya dibanderol Rp 20.000 per kg.
Muslih mengaku kerap kewalahan dalam melayani permintaan dari supermarket. Ia bilang kerap kekurangan pasokan dalam memenuhi permintaan pelanggannya. "Ini semua akibat panen telah pesanan semua. Jadi agak sulit kalau ada orang-orang yg mau pesan dan dikirim," ujarnya.
Penuturan yg sama dilontarkan juga oleh Anwarul Masalik, petanik organik asal Kabupaten Bogor. Ia membudidayakan selada romaine semenjak Desember 2015. Ia pun mengatakan. permintaan selada romaine semakin meningkat semenjak ia awal membudidayakan.
"Saya jual selada romaine ini pribadi, tak masuk ke supermarket sebab biasanya permintaannya tak sedikit dan lahan saya tetap terbatas," ungkapnya. Anwarul menjual akibat panennya di area perumahan kurang lebih Bogor maupun ke berbagai restoran alias kafe yg membutuhkan.
Berbeda dengan Muslih yg memakai sistem hidroponik, Anwarul memilih membudidayakan seladanya dengan media tanah. Semua proses dikelolanya dengan cara organik, mulai dari bibit hingga pupuk.
Anwarul mengaku mampu panen setiap seminggu sekali. Dalam sekali panen, ia mampu memperoleh kurang lebih 25 kg selada romaine. Dalam sebulan, Anwarul mampu memanen kurang lebih 100 kg selada romaine. Selada romaine akibat panen tersebut dibanderol Rp 12.000 per 250 gram. "Selama ini pelanggan tetap di kurang lebih Bogor saja. Ada juga berbagai waktu lalu yg saya kirim ke BSD, Tangerang," ujarnya.
Tahapan Cara Budidaya Selada Romaine Organik
Syarat Tumbuh
Selada
akan lebih baik ditanama di dataran tinggi sebab apabila didataran
rendah kro selada akan kecil dan lebih cepat berbung. Tanah untuk selada
ini yaitu mengandung humus.Pasir alias lumpur dengan pH tanah 5-6,5 dan suhu tumbuhnya 15-200C. Waktu tanam paling baik ialah akhir demam isu hujan melainkan mampu pula ditanam pada demam isu kemarau tetapi tetap memperhatikan penyiraman.
Pembibitan
Biji mampu saja eksklusif ditanam di lahan, tetapi pertumbuhannya lebih baik melewati persemaian. Benih direndam dahulu sebelum disemai kedalam air hangat selagi satu jam.Setelah itu benih disebar pada media dengan campuran tanah dan pupuk kandang. Lakukan penyiraman setiap hari, pada umur 3-4 minggu bibit mampu ditanam.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam antara 20-35 cm yg berfungsi untuk menghindari kerapatan antar tanaman dan sebagai aerasi udara dan mengoptimalkan pencahayaan pada proses fotosintesis.
Pemeliharaan
Musim
ialah faktor penting untuk menentukan waktu penyiraman. Penyiraman dua
kali sehari ketika pada demam isu kemarau dan lumayan satu kali sehari
ketika pada demam isu hujan.Penjarangan dilakukan apabila tanaman selada tumbuh secra berdekatan dan perbuat penyulaman untuk tanaman selada yg terkena hama penyakit ataupun mati.
Untuk penyiangan dilakukan untuk menghiri pertumbuhan gulma yg cepat pada kurang lebih tanaman iasanya dilakukan 1 alias 2 minggu seusai penanaman.
Pengendalian hama dan penyakit dengan memperhtaikan kebersihan kebun, pemupukan, rotasi tanaman dan apabila dilakukan penyemprotan mampu digukanan dengan pestisida nabati dan disarankan tak meggunakan pestisida sintesis.
Hal ini terbukti manjur untuk mengendalikan hama, untuk kekebalan tubuh tanaman semacam unsur kalium mampu didapatkan dengan menambahkan daun bambu pada ketika pembuatan kompos.
Pemanenan
Pemanenan mampu dilakukan pada ketika umur selada + 35 hari seusai tanam alias umur untuk memenuhi kebutuhan pasar.Cara panen yaitu dengan memilih tanaman yg telah siap panen menonton fisik tanaman semacam warna, bentuk dan ukuran daun dengan tutorial mencabut seluruh tanaman beserta akarnya.