Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

4 Cara Menyuburkan Tanah Tandus Dan Tidak Subur

4 Cara Menyuburkan Tanah Tandus Dan Tidak Subur

Tanah adalah komponen penting (sebagai media) untuk menanam beberapa tipe tanaman budidaya. Ada juga pertanian yg sifatnya tak memakai tanah sebagai media tanam, jadi media yg biasanya dipakai seperti larutan tertentu semacam halnya dalam pertanian hidroponik, aquaponik, serta lain sebagainya.

Di dalam tanah tersedia tak sedikit sekali unsur hara penting yg wajib dijaga, jadi bisa bermanfaat bagi flora yg nasib di sekitarnya.

Terkadang tanah yg tandus, gersang malahan bisa menyebabkan tanah menjadi tak terurus, unsur hara tanah menipis karena potensi tanah tak dipakai semaksimal mungkin. Oleh karena itulah, apabila lahan di kurang lebih daerah tinggal kalian gersang/tandus, jadi lebih baik segera dioptimalkan untuk ditanami beberapa macam tipe tanaman sayur mayur, buah-buahan, tanaman tomat, sawi, serta alias lain sebagainya.

Ada tutorial yg paling keren untuk menyuburkan tanah, faktor ini menyangkut untuk tipe tanah gersang/tandus, yakni dengan pertama-tama menggemburkan tanah yg tandus tersebut sampai halus, lalu dapat dicoba untuk jangka waktu 9 bulan ke atas pertama-tama ditanami ketela pohon (singkong), baru setelahnya ditanami beberapa macam tipe tanaman sayur serta buah. Atau apabila kalian terbukti tak sabar, bisa eksklusif menanamnya dengan beberapa macam tipe tanaman sayur, buah, alias tanaman hortikultura yang telah tersedia.

4 Cara Menyuburkan Tanah Tandus Dan Tidak Subur

 1. Penanaman Palawija

Penanaman palawija juga sangat bagus, khususnya menanam tanaman dari suku kacang-kacangan alias polong-polongan (kacang tanah, kacang kapri, kacang tunggak, kacang panjang, serta seterusnya), karena bintil akar tanaman-tanaman kacang-kacangan tersedia bakteri Rhizobium leguminosarum dapat memfiksasi Nitrogen (N) leluasa di udara. Baca juga: 8 Manfaat Bakteri Rhizobium leguminosarum dalam Bidang Pertanian.

Bakteri Rhizobium leguminosarum terbukti terbukti mampu menyuburkan tanah pertanian, jadi tanah yg semula tandus/gersang bisa disuburkan kembali. Bakteri ini tak sedikit tersedia pada bintil akar tanaman suku kacang-kacangan, semacam buncis, koro, kecipir, kacang tanah, kacang tunggak, kacang merah, kacang kapri, serta lain sebagainya. Oleh karena itulah, menanam tanaman dari suku kacang-kacangan (leguminoceae) sangat penting.

2. Menyampurkan Tanah dengan Pupuk Organik

Jangan lupakan senantiasa berikan pupuk organik dari kotoran ternak setiap awal tanam. Hal ini bisa dilakukan umpama pada ketika pengolahan lahan, serta kalian bisa menambahkan/menyampurkan tanah di lahan tersebut dengan pupuk sangkar agar yg akan terjadi tanamnya lebih optimal. Pemberian pupuk sangkar terbukti sanggup menyumbangkan kandungan unsur Nitrogen (unsur N) di dalam tanah, tergolong juga unsur Magnesium (Mg), Kalium (K), serta Kalsium (Ca), Phosfor (P), yg sangat diperlukan bagi tanaman budidaya.

3. Lakukan Sistem Pertanian Bergilir (Rotasi Tanam)

Sistem Pertanian Bergilir (SPB) alias biasanya disebut sebagai “rotasi tanam” terbukti terbukti ampuh dalam menolong meregenerasi tanah yg tandus serta gersang. SPB maksudnya yaitu menanam beberapa macam tipe tanaman dengan cara berkala, jadi tingkat kesuburan tanah masih terjaga. Sebagai contoh, pada triwulan pertama menanam kacang tanah, jadi bulan-bulan selanjutnya menanam jagung, kacang panjang, ubi jalar, ketela pohon, serta tanaman palawija lainnya.

4. Lakukan Intensifikasi, Ekstensifikasi, serta Diversifikasi Pertanian

Melakukan teknik intensifikasi serta ekstensifikasi pertanian juga terbukti sanggup membikin tanah terus subur, sebab dalam pemanfaatan lahan pertanian masih memperhatikan keramahan kepada lingkungan, tergolong peninjauan dalam penggunaan pestisida, pupuk-pupuk anorganik berlebih.

Semoga info di atas bisa bermanfaat untuk kalian yg membacanya. Sebagai tambahan referensi, simak juga artikel terkait berikut ini: Penjelasan Tentang Intensifikasi, Ekstensifikasi, serta Diversifikasi Pertanian Modern.

About The Author

Wahid Priyono, S.Pd.

Seorang guru Biologi SMA, blogger yg kegemaran berkebun, menulis, olahraga badminton&lari. Alumni Pendidikan Biologi Universitas Lampung. Prinsip hidup: "Menulislah, jadi karyamu akan abadi". Silakan kunjungi website website saya yg lain: Seputar Ilmu Pertanian

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel