Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

Cara Cepat Mengetahui Saham Mana Saja Yang Termasuk Saham Gorengan

Cara Cepat Mengetahui Saham Mana Saja Yang Termasuk Saham GorenganJumlah saham gorengan di Indonesia sangat banyak. Selain itu, menilai apakah sebuah saham masuk dalam daftar saham gorengan alias tidak, juga memperlukan penilaian subjektif dari setiap orang. Jadi pasti saja kita tak dapat menyatakan semua saham gorengan satu per satu. Daftarnya dapat sehingga sangat panjang. 
Kalau anda bertanya bagaimana cara mencari saham gorengan SECARA CEPAT, di postingan kali ini saya akan memberikan kepada anda berbagai trik supaya anda dapat mengenal dan mengetahui apakah sebuah saham masuk kedalam saham gorengan atau tidak. 

1. Lihat saham-saham top stocks

Untuk melihat apa saja yang termasuk saham gorengan, anda dapat melihat daftar saham yg masuk dalam top stock, yaitu saham - saham yg masuk di top gainer serta top loser (pada aplikasi online trading anda). 

Atau anda dapat sort / urutkan saham - saham berdasarkan kenaikan yg paling tinggi hingga penurunan paling rendah berdasarkan percentage % change-nya. Berikut salah satu contoh desain saham-saham yg masuk alam top gainer:

Daftar saham gorengan

Saham yg masuk dalam top gainer, merupakan saham yg dapat naik puluhan persen dalam waktu pendek (termasuk waran). Kalian dapat lihat saham - saham diatas semacam YPAS yg naik 35,76% alias saham ITIC yg naik 24,76%. 

Saham yg mudah naik dalam puluhan persen dalam sehari merupakan ciri-ciri saham gorengan. Demikian juga dengan saham - saham yang turun puluhan persen sehari. Hal ini sebab saham gorengan mempunyai likuiditas yang sangat rendah, jadi sahamnya sangat mudah dinaik-turunkan oleh bandar dalam waktu singkat. 

2. Lihat saham - saham yang selama jam trading harganya 0 atau Rp50

Jika anda sort harga saham berdasarkan tinggi rendahnya harga saham saat itu, maka anda akan melihat banyak sekali saham yang saat jam trading harganya Rp50 atau bahkan 0. Saham-saham yang harganya 0 (nol) adalah saham yang tidak ditradingkan di hari itu. 

Saham yang diperdangkan di sekitar harga Rp50 dan saham2 yang tidak ditradingkan, adalah saham-saham yang tidak likuid, dan suatu saat ketika saham2 tersebut ditradingkan, umumnya bid-offer dan naik-turunnya juga tidak stabil. Ini adalah ciri-ciri saham gorengan. 


Diatas adalah contoh-contoh saham yang tidak diperdagangkan, sehingga last price-nya Rp0. 
Jadi kalau anda menemukan saham tidur (tidak ditradingkan), atau saham saham yang harganya mendekati lima puluh rupiah, maka saham saham tersebut boleh dikatakan saham gorengan. 

Perlu anda ketahui dua cara diatas tadi adalah CARA CEPAT membaca saham gorengan. Tapi dengan dua cara itu saja, anda sudah bisa mendapatkan ratusan daftar saham gorengan di Indonesia, karena di Bursa Efek ada ratusan saham yang harganya Rp0, Rp50 atau yang naik-turun puluhan persen dalam waktu singkat. 

Sama seperti makanan gorengan, larangan mengonsumsi gorengan sebetulnya lebih kepada menjaga kesehatan, sehingga sekali-sekali dapat dikonsumsi asalkan sudah paham dengan karakteristik dan risikonya.

Selain jangan sering-sering dan jangan jadikan pengalaman membeli saham gorengan menjadi penghantar Anda memasuki pasar saham, trader juga haruslah aktif memantau pasar agar tidak ketinggalan dengan komando yang didapatkan oleh bandar melalui trader lain di pasar.

Ciri-ciri diduga saham gorengan:

  • Masuk ke dalam daftar unusual market activity (UMA).

Saham tersebut biasanya disemprit duluan oleh PT Bursa Efek Indonesia karena kenaikan yang terlalu ekstrem lebih dari 2 hari. Definisi ekstrem adalah naik hingga batas terbesar harian (auto reject atas, ARA), baik 20%, 25%, atau 35% per hari, tergantung dari harga sahamnya.

  • Volume dan nilai transaksi harian tidak wajar

Kapitalisasi pasarnya yang kecil dan masuk kategori lapis dua atau saham lapis tiga, tetapi volume dan nilai transaksi hariannya sangat tinggi dibanding perusahaan sejenis, bahkan menyamai transaksi saham unggulan (blue chip).

Kapitalisasi pasar adalah ukuran besarnya sebuah perusahaan, didapatkan dari jumlah saham beredar perseroan dikalikan harga pasarnya. Untuk membandingkan sebuah perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain yang sejenis, sebaiknya memperhatikan juga kapitalisasi pasarnya karena selisih yang terlalu jauh akan menyebabkan perbandingan kedua saham kurang berimbang.

Dengan kapitalisasi pasar yang kecil dan/atau kepemilikan investor ritel yang mini, maka bandar dapat lebih mudah dan lebih murah mengelola saham-saham gorengan yang menjadi komoditasnya di pasar modal.

  • Bid dan offer (juga) tidak wajar

Bid adalah antrian beli saham di harga rendah, sedangkan offer adalah antrian jual saham di harga tinggi. Saham gorengan biasaya ditransaksikan dalam jumlah besar, tetapi posisi bid dan offer-nya tipis-tipis.

Artinya, hampir di setiap harga antrian, baik bid maupun offer, antriannya tidak merata bahkan sering hanya 1 lot per harga yang memudahkan bandar menaikkan harga sahamnya.

  • Kinerja keuangan dan informasi emiten tidak sejalan dengan kenaikan harga

Pergerakan harga yang estrem dan tidak karuan membuat saham gorengan tidak sejalan dengan kinerja keuangan, atau tidak disertai dengan pemberitaan dan informasi dari internal emiten.

Kadang kinerja keuangannya tumbuh 50%, tetapi tidak jarang justru menciut atau kinerjanya turun lebih dari 50% ketika harganya naik kencang tak henti-hentinya, sehingga kenaikan harga saham seringkali tidak beriringan dengan kinerja dan aksi korporasi yang diumumkan emiten.

  • Tidak dapat dianalisis

Karena kinerja keuangan tidak setinggi kenaikan harga sahamnya di pasar, rasio keuangan dan valuasi saham gorengan biasanya terlalu tinggi dibandingkan pesaing terdekatnya, atau bahkan tidak masuk akal. Dengan kata lain, saham ini tidak dapat dianalisis secara fundamental.

Valuasi yang biasa digunakan perusahaan adalah rasio harga saham per nilai buku (price to book value, P/BV) dan rasio harga saham per laba (earning per share, EPS). Jika valuasi perusahaan terlalu jauh di atas pesaingnya, misalnya ketika rerata PBV sebuah industri di angka 1,5 kali, maka jika ada emiten yang PBV-nya 20 kali atau bahkan 100 kali maka sebaiknya dihindari.

Secara teknikal, pergerakan saham tersebut juga terlalu berfluktuatif atau justru jarang ditransaksikan sehingga tidak memunculkan indikator analisis teknikal sama sekali.

Cara pencegahan terjebak di saham gorengan:

  • Jangan lama-lama 'dipegang' dan harus terus pantau pasar

Belajarlah disiplin dalam bertransaksi, sehingga jika keuntungan sudah didapat dan sudah mencapai niatan di awal, maka realisasikan dulu keuntungan tersebut dengan menjual sahamnya di pasar.

Jika harga sahamnya mulai turun, jangan lupa untuk menerapkan aksi membatasi kerugian (cutloss) ketika koreksi harga yang terjadi pada saham itu lebih besar dari batas toleransi yang sudah Anda miliki. Misalnya jika Anda menerapkan penurunan maksimal per saham 10%, maka lakukan penjualan saham secepatnya.

Besaran 10% sangat relatif, karena setiap orang memiliki profil investasi, horizon investasi, dan toleransi risiko investasi yang berbeda-beda. Tetapkan rencana trading di awal agar Anda tidak kehilangan arah dan tidak salah gaya.

  • Beranikan cutloss

Tidak ada orang yang ingin rugi, tetapi jika sudah rugi jangan takut untuk membatasi kerugian tersebut. Untuk bertransaksi saham gorengan, jangan lupa untuk selalu memantau pasar dan harga saham yang Anda punya setiap menit, atau bahkan setiap detik. Karena transaksinya cepat, bukan tidak mungkin harganya jatuh ketika mata Anda sedang tidak memperhatikan pasar dan lupa untuk cutloss.

Jika sudah terlalu dalam penurunannya dan membuat Anda putus harapan, mengingat ini adalah saham gorengan maka jual di harga berapapun agar tidak terbawa mimpi, jika bisa. Hal itu didasari pemikiran bahwa saham gorengan tidak dapat diandalkan kepastian usahanya (going concern) ke depannya dan belum pasti akan masih eksis hingga tahun depan, misalnya.

Karena belum dapat diyakini keberlangsungan perusahaannya itulah, risiko tetap memiliki sahamnya ketika sudah terkoreksi dalam adalah sama besar dengan risiko membeli sahamnya lagi. Selain itu, terlalu banyak saham yang posisinya 'merah' di portofolio Anda akan menurunkan kejelian di pasar karena secara psikologis dapat membuat trader malas melihat portofolio dan melihat kondisi pasar.

Setelah ditinggalkan dan dilupakan, bertahun kemudian portofolio tersebut justru lebih besar kemungkinannya delisting dibandingkan berbalik 'hijau' atau memberi keuntungan.

  • Porsi secukupnya

Guna membatasi risiko, jangan lupa untuk menyediakan hanya mengalokasikan trading porsi saham gorengan paling besar 10% dari portofolio Anda di pasar saham. Besaran 10% sangat relatif, karena setiap orang memiliki profil investasi, horizon investasi, dan toleransi risiko investasi yang berbeda-beda.

Disarankan untuk menjaga nilainya tidak besar karena risiko yang terkandung di dalam saham gorengan berlipat-lipat dibandingkan dengan saham unggulan (blue chip). Sehingga, jikapun Anda harus membeli produk itu, jangan banyak-banyak demi menjaga kesehatan portofolio saham Anda, dan jantung Anda.

Kalau anda ingin mencoba "cara yang lebih lama", dalam arti analisis saham gorengan yang lebih spesifik, anda harus lebih dalam menganalisa beberapa poin. Selamat Belajar !

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel