Panduan Teknis Budidaya Tanaman Kakao Mudah untuk Pemula
Panduan Teknis Budidaya Tanaman Kakao Mudah untuk Pemula
Tanaman Kakao (Theobroma cacao) adalah salah satu komoditi harapan Indonesia yg lumayan penting peranannya dalam perekonomian. Biji kakao yg dihasilkan dari budidaya Kakao ini mampu menghasilkan produk olahan yg yang sangat populer di masyarakat yaitu cokelat. Kalian tahu kan apa itu cokelat? Semua orang-orang tentu tahu. Nah, faktor inilah yg mendorong ketertarikan para petani untuk menggeluti budi daya Kakao. Namun, apabila tanah telah terus keras, miskin unsur hara mikro dan hormon alami, faktor hama dan penyakit tanaman, faktor iklim dan cuaca, dan tutorial budidaya lainnya tak diperhatikan, jadi produksinyapun akan terus rendah dan tak berkualitas.
PT. Natural Nusantara dengan produk pupuk organik dan nutrisi tanamannya, berusaha menolong para petani Kakao supaya mampu menambah produktivitas Kakao supaya mampu bersaing dengan acara peningkatan produksi dengan cara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
Teknik Budidaya Tanaman Kakao
1. Persiapan Lahan
2. Pembibitan Kakao
3. Penanaman Kakao
a. Pengajiran
b. Lubang Tanam
c. Tanam Bibit
4. Pemeliharaan Tanaman Kakao
POC NASA akan lebih optimal juka dicampur dengan HORMONIK (1-2 tutup/15 ltr air)
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
5. Pengendalian Hama & Penyakit
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun belia tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal dibagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, tersedia pada marke 4 dan 5 berwarna putih alias hitam, sedang ulatnya coklat alias coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alamiah predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), agresi dilakukan silih berganti sebab kedua species ini agak tak sama siklus nasib maupun tutorial meletakkan kokonnya, jadi masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan paling atas pada daun muda, kuncup yg adalah sentra kehidupan dan bunga yg tetap muda. Siklus nasib Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala agresi : infeksi pada pangkal buah di kawasan yg terlindung, selanjutnya perusakan ke tahap buah yg tetap kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alamiah predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air alias PESTONA.
e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yg tetap muda, apabila tak ada buah belia hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, tahap menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras dan jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan kepada nimfa yg tetap hidup, jadi pengendalian sangatlah efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah belia terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tak mampu mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yg tahap bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alamiah semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan tutorial disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala agresi dari ujung buah alias pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yg telah besar dan buah kecil akan pribadi mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang alias cabang terserang dengan Natural GLIO + HORMONIK, pemangkasan teratur, agresi berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan memakai pestisida alamiah belum menanggulangi mampu dipergunakan pestisida kimia yg dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
6. Pemangkasan
Pemangkasan tanaman kakao artinya kegiatan pemotongan/pembuangan tahap tanaman yg berupa cabang, ranting dan daun yg tak diinginkan/ diharapkan bagi pertumbuhan tanaman dan terbentuknya buah. Pemangkasan kakao mempunyai peranan penting dalam peningkatan produksi. Tanaman kakao memperlukan pemangkasan dengan cara periodic dalam rangka pembentukan keadaan lingkungan yg baik. Selain itu, pemangkasan berarti perjuangan menambah produksi dan mempertahankan umur hemat tanaman.
Secara umum pemangkasan tanaman kakao berfungsi untuk:
- Memperoleh cabang tanaman kakao yg baik dan memperoleh pertumbuhan tajuk yg sebanding dan kukuh.
- Mengatur penyebaran cabang-cabang dan daun-daun produksi supaya mampu merata.
- Mengurangi kelembaban jadi tanaman kakao aman dari agresi hama dan penyakit.
- Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan, umpama penyemprotan insektisida alias pemupukan.
- Mendapatkan produksi yg tinggi, sebab pemangkasan akan memperluas permukaan asimilasi dan merangsang pembungaan/pembuahan yg dikarenakan oleh adanya keseimbangan vegetatif dan generatif.
Pemangkasan pada tanaman kakao ada berbagai macam, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan supaya percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
A. Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk mulai dilakukan pada ketika tanaman belia berusia 8 – 12 bulan dan telah tumbuh jorket. Cabang yg lemah dibuang dan mempertahankan 3 – 4 cabang yg simetris kepada batang utama, kukuh, sehat dan mengarah ke atas membentuk aspek 450. Cabang-cabang mutlak yg dipilih hendaknya telah mengayu dan daun flush telah agak tua.
Panjang cabang kurang lebih 30 - 40 cm. Cabang mutlak yg membentuk mendatar butuh dibantu supaya membentuk aspek 450 dengan tutorial diikat dengan tali. Lamanya pengikatan kurang lebih 3 - 4 minggu. Ketinggian jorket yg ideal artinya 120 - 150 cm, jika tumbuhnya tak lebih dari 120 cm , jadi batang mutlak mampu dipotong dengan tinggi 80 cm supaya tumbuh tunas air (chupon) yg baru dan membentuk jorket yg lebih tinggi. Demikian pula jika jorket lebih dari 150 cm, batang mutlak mampu dipotong dengan tinggi 80 cm dan chupon yg tumbuh dipelihara hingga membentuk jorket yg baik.
Pemangkasan juga butuh dilakukan kepada cabang primer yg tumbuhnya lebih dari 150 cm. Pemangkasan bentuk ini dilaksanakan dengan selang waktu dua bulan sekali selagi masa tanaman kakao belum menghasilkan.
B. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharan pada tanaman kakao berfungsi untuk mempertahankan kerangka tanaman yg telah terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, merangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah, dan terhindar dari hama dan penyakit.
Pemangkasan dilakukan dengan mengurangi sebagian daun yg rimbun pada tajuk tanaman dengan tutorial memotong ranting-ranting yg terlindung dan menaungi. Memotong cabang yg ujungnya masuk ke dalam tajuk tanaman di dekatnya dan diameternya tak lebih dari 2,5 cm.
Mengurangi daun yg menggantung dan menghalangi ajaran udara di dalam kebun, jadi cabang kembali terangkat. Pemangkasan ini dilakukan dengan cara ringan di sela-sela pemangkasan produksi dengan frekuensi 2-3 bulan. Juga dilakukan pemangkasan kepada tunas air (chupon). Pemangkasan tunas air alias juga disebut wiwilan mampu dilakukan dengan cara manual memakai tangan.
C. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi berkesinambungan dengan pemangkasan pemeliharaan. Tujuannya artinya untuk memaksimalkan produktivitas tanaman. Pemangkasan produksi dilakukan dengan menebang daun-daun supaya tak terlalu rimbun jadi sinar matahari mampu tersebar merata ke seluruh
organ daun. Sasaran pemangkasan produksi artinya ranting-ranting alias cabang tertieryang mendukung daun-daun tak produktif, ranting-ranting yg sakit alias rusak dan cabang cacing. Tunas-tunas air yg tumbuh dari pangkal cabang tertier dan cabang sekunder pada jarak 15 - 25 cm dari pangkal cabang sekunder dipotong. Ranting-ranting dengan daun yg terlindung alias tak lebih mendapat sinar matahari juga wajib dipotong.
Cabang-cabang tertier yg yang terlalu subur juga dibuang sebab tak jarang mengganggu keseimbangan pertumbuhan, demikian pula cabang-cabang kecil yg akan masuk ke dalam tajuk tanaman tetangga alias di dekatnya. Cabang yg menggantung ke bawah dikurangi daunnya supaya tak menghambat sirkulasi udara dalam kebun.
7. Pemanenan Kakao
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan kepada buah yg masak melainkan jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 tahap tangkai buah. Pemetikan hingga pangkal buah akan merusak bantalan bunga jadi pembentukan bunga terganggu dan apabila faktor ini dilakukan terus menerus, jadi produksi buah akan menurun. Buah yg dipetik umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning alias merah. Buah yg telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pembagian siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yg tersedia.
8. Pengolahan Hasil
Itulah berbagai faktor penting dalam Teknik Budidaya Kakao dengan mengedepankan faktor K3 Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian lingkungan.