Mesin Alat Pertanian Lokal Tarik Minat Pengunjung Mancanegara
Mesin Alat Pertanian Lokal Tarik Minat Pengunjung Mancanegara
PPI yang diselenggarakan di Surabaya tersebut menarik perhatian pengunjung dari luar negeri. Misalnya, Tanaka asal Fukuoka, Jepang memperhatikan mesin traktor roda empat untuk membajak sawah yang dipajang oleh PT Barata Indonesia (Persero). Tanaka menanyakan tentang fungsi traktor tersebut kepada penjaga stan.
“Info tentang pameran ini dari teman saya yang ada di Surabaya. Karena dia tahu, bisnis saya di agrikultur. Akhirnya saya sempatkan ke sini sekaligus janjian bertemu dengan mitra bisnis saya,” ujarnya yang dikutip dari siaran pers panitia PPI, Sabtu (22/10/2016).
Tanaka menjelaskan kunjungannya ke PPI 2016 juga ingin mengetahui keunggulan produk mesin pertanian buatan Indonesia. Setelah melihat berbagai produk mesin “Pak tani” yang dipamerkan di PPI 2016, Tanaka mengakui, industri di Indonesia cukup berdaya saing dalam memproduksi mesin-mesin pertanian yang berkualitas. “Melalui pameran ini, saya melihat industri alat pertanian di Indonesia sudah cukup bersaing,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian Arus Gunawan menjelaskan, industri alat mesin pertanian dalam negeri berperan mendukung program kedaulatan pangan. “Karena mekanisasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian secara efisien,” terangnya.
Arus mengatakan kebutuhan alat mesin pertanian (alsintan) terus bertambah setiap tahunnya sehingga pemerintah memberikan bantuan sebanyak 803.000 alsintan kepada kelompok tani dan masyarakat pada 2016. Bahkan TKDN industri alsintan dalam negeri relatif cukup tinggi yang sebagian besar telah mencapai TKDN 40%.
Berbagai alsintan yang mampu diproduksi industri di dalam negeri antara lain pintu air, pompa air, traktor tangan, mesin pengolah tanah, mesin penebah atau panen, penyemprot tanaman, penyemprot bertekanan, pengabut gendong bermotor (mist blower), pengering, perontok multiguna, pengupas gabah, pengayak (shifter), penyosoh (rice polisher), pemutih, penghancur jerami, pemotong rumput, serta Rice Milling Unit (RMU).
Pada kesempatan tersebut, Arus juga menyebutkan lima kebijakan Pemerintah dalam pengembangan industri alsintan nasional. Pertama, penataan infrastruktur, knowledge industri alsintan, kelembagaan yang terkait, hubungan antara industri hulu dan hilir. Kedua, meningkatkan kemampuan SDM dalam ilmu dan teknologi yang mendukung industri alsintan yang mandiri dan modern.
Ketiga, meningkatkan kemampuan daya saing industri di pasar internasional melalui peningkatan mutu dan standar. Keempat, memperluas jenis desain alsintan dengan mempertimbangkan spesifikasi lahan dan budaya pertanian Indonesia yang beragam. Kelima adalah meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alsintan,” ujarnya.
Editor : Martin Sihombing