Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

Awal Mula Penggunaan Bajak sebagai Alat Pertanian

 Awal Mula Penggunaan Bajak sebagai Alat Pertanian

Awal Mula Penggunaan Bajak sebagai Alat Pertanian

Penggunaan bajak sebagai alat pertanian di dunia Islam diungkapkan Sejarawan Al-Maqrizi. Menurut dia, bajak dipakai sebagai alat untuk menggemburkan tanah sebelum melakukan penanaman dan penaburan benih.

Sejarawan Al-Marqasi, semacam ditulis Al-Hassan dan Hill, bajar dipakai para petani sebelum menanam tebu. Petani Mesir membajak tanah sebanyak enam kali, sebelum menanam tebu.

Bajak merupakan alat pertanian yg timbul dalam perdaban Islam dan sampai saat ini tetap tetap digunakan. Pada era Islam, bajak dibangun dari besi, dan berbentuk gigi-gigi, semacam sikat. Para petani Islam memakai bantuan fauna peliharaan semacam kerbau dan lembu untuk luar biasa bajak.

Insinyur pertanian Muslim telah sanggup membedakan teknik membajak tanah di beberapa tipe lahan. Pada masa itu, insinyur pertanian telah menulis kitab-kitab pedoman pertanian, seperti, Kitab Al-Filaha Al-Nabatiya karya Ibnu Wahsyiyya.

Pada dasarnya negara-negara Islam mempunyai lahan yg tak memerlukan bajak yg berat. Seiring waktu dan meningkatnya ilmu pengetahuan, para insiyur Muslim pun semakin berupaya membikin rancangan bentuk bajak.

Peradaban Islam telah sanggup menciptakan bajak cakram yg sesuai dengan tipe tanah, jadi tak akan terlalu dalam memotong alur. Hingga kini, teknologi pertanian yg satu ini tetap tetap dipakai para petani di beberapa belahan dunia..

Garpu dan Garu Alat pertanian lainnya yg dikembangkan para insinyur Muslim di era keemasan adalahgapru dan garu. Garpu merupakan salah satu alat yg juga digerakkan oleh binatang yg bertujuan untuk memecahkan bongkahan tanah yg menutupi benih. Alat ini dipakai seusai proses pembajakan tanah.

Menurut Al-Hassan dan Hill, para petani Muslim mempunyai beberapa macam rancangan, semacam Al-Mijarr dan Al- Mislafah. Keduanya berupa berupa balok yg dengan gigi-gigi untuk menggaru lahan. Al-Mijarr mempunyai dua celah di ujung-ujungnya dan dua pasang tali pengikat.

Sedangkan Al-Maliq terbuat dari papan kayu yg dibangun melebar dan ditarik oleh seekor lembu. Al-Maliq dipakai untuk meratakan alur yg dibangun oleh mata bajak untuk menanam benih. Kedua tipe garpu itu tetap dipakai di beberapa negara Islam di belahan dunia dan ini merupakan bukti begitu luasnya kontribusi teknologi pertanian zaman keemasan. Selain itu ada pula alat bernama Garu.

Alat ini merupakan alat tangan yg terbuat dari kayu. Alat ini dipakai un tuk menyisir tanah dan menutupi benih. Salah satu tipe Garu pada masa itu bernama Al-musyt. Alat ini berupa batang menyilang dengan gigi-gigi dan suatu ‘kayu pegangan’ di tahap tengahnya, ungkap Al-Hassan dan Hill.

Sekop dan Cangkul Para petani Islam pun sukses menciptakan alat untuk menggali tanah semacam sekop alias Al-Misyat. Alat ini dipakai untuk menggali lahan yg tak memerlukan bajak, semacam lahan perkebunan sayur dan buah-buahan. Saat itu juga telah dikenal sekop tipe lain bernama Al-Mijnah alias Al- Mijrafah yg dipakai untuk membawa tanah yg akan terjadi penggalian. Petani zaman itu juga telah memakai cangkul untuk menggali tanah. Salah satu jenisnya bernama Al-Miza’ah.

Sabit Para petani Islam juga sukses berbagi alat untuk memanen, berupa sabit alias bilah. Alat ini mempunyai beberapa jenis, ada yg bergigi dan ada yg tidak. Bahkan ada yg bengkok pada ujung pegangannya dan ada yg melengkung ke depan sepanjang arah sikatan.

Pengirikan dan Penampian Setelah memanen, proses selanjutnya yg dilakukan para petani merupakan pengirikan. Proses ini dilakukan di pinggir desa. Di daerah itu telah tersedia butiran gandum yg disusun bertumpuk melingkar di ladang.

Menurut Al-Hassan dan Hill, tersedia tiga tutorial untuk mengirik. Salah satunya memanfaatkan fauna peliharaan semacam lembu untuk menggilas tumpukan gandum tersebut. Proses terbaru merupakan penampian yg bertujuan untuk memisahkan dedak dengan butiran gandum. Kebanyakan teknologi pertanian itu sampai saat ini tetap tetap digunakan. Sebuah sumbangan yg penting dari kebudayaaan Islam untuk masyarakat dunia.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel