Business Plan Budidaya Ikan Nila
Business Plan Budidaya Ikan Nila
Business Plan Budidaya Ikan Nila - Ikan nila (Oreochromis Niloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh memanjang dan pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari Sungai Nil dandanau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar kenegara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup dengan baik. Bibit ikan didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Setelah melalui masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Nila adalah nama khas Indonesia yang diberikan oleh Pemerintah melalui Direktur Jenderal Perikanan. Ikan nila (Oreochromisniloticus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang disukai oleh banyak orang karena memiliki rasa daging yang enak dan tebal. Dalam budidaya, ikan nila merah mempunyai keunggulan antara lain 1) ikan nila merah respon terhadap pakan buatan, 2) pertumbuhan cepat, 3) dapat hidup dalam kondisi kepadatan tinggi, 4) nilai perbandingan antara konsumsi pakan dan daging Yang dihasilkan lebih rendah, 5) tahan terhadap penyakit dan lingkungan perairan yang tidak memadai, 6) rasa dagingnya enak dan banyak digemari masyarakat.
Kebutuhan konsumen terhadap ikan nila semakin meningkat. Hal ini terbukti pada banyaknya tempat-tempat pemancingan yang menawarkan berbagai macam ikan dan salah satu terbesarnya yaitu ikan Nila Mas. Selain itu, Harga Nila tersebut di pasaran cukup tinggi, Sehingga kami melihat peluang itu sebagai usaha yang cukup menguntungkan.
Menghasilkan ikan konsumsi yang berkualitas dengan harga bersaing yang dapat meningkatkan gizi dan kesejahteraan masyarakat.
Membudidayakan ikan nila secara intensif untuk meningkatkan gizi dan kesejahteraan masyarakat.
Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Crdo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Terdapat beberapa jenis nila yang dikenal di masyarakat, antara lain:
nila biasa, nila merah (nirah), nila albino, nila gesit, dan nila gift
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
1)Pemilihan Bibit dan Induk
Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:
a) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.
b) Pertumbuhannya sangat cepat.
c) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.
d) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.
e) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.
f) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumursekitar 4-5 bulan.
· Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
1. Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur danlubang urine.
2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.
3. Warna perut lebih putih.
5. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
1. Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkaplubang urine.
2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.
3. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.
4. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.
5. Jika perut distriping mengeluarkan cairan.
· Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolammeningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehinggadiperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan.Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggalkelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nilajantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina. Ada empat cara untuk memproduksibenih ikan nila jantan yaitu:
a) Secara manual (dipilih)
b) Sistem hibridisasi antarjenis tertentu
c) Merangsang perubahan seks dengan hormoned) Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara.
2. Perlakuan hormon melalui pakan
2) Pembenihan dan Pemeliharaan Benih
Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :
a) Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).
b) Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.
· Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal iniberkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulutinduknya disebut "benih kebul".
· Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut jugaputihan (Jawa Barat), ukurannya 3-5 cm.
· Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih inidisebut gelondongan kecil.
· Benih nila merah berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara ditempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cmdengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.
· Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan,dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tangguldan pintu air diperbaiki jangan sampai terjadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan airlancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasardikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk ini dipergunakankapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, CaO). Kalau dipakai kapurpertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasarkolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairidapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi.Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasarkolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80-100 cm. Kini kolam siap untuk ditebariinduk ikan.
· Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Carapemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh dinasperikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah.
· Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu,dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkannilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit.
· Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP jugadiberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu danditebarkan merata di dasar kolam.
· Selesai pemupukan kolam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksiantara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Hari kelima air kolam ditambahsampai menjadi sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benihikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna airkolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya.
· Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75-100 cm. Pemupukan susulan harusdilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulanini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat danmasing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan didasar kolam, dua buah di kiri dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang duakeranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk sedikitdemi sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan didasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikannila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolamair tawar, payau atau sawah yang diberakan.
· Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupunbinatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus(cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlupakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%.
· Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya.Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuranyang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyak nyapelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat biomassa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlahransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari.
· Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus danbekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam.
5) Pemeliharaan Kolam/Tambak
· Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan inputyang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanyakonsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagidalam tiga tingkat, yaitu
a) Sistem ekstensif (teknologi sederhana)
- Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belumberkembang. Inputproduksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat puladilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakanbiasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluargasendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayahdesa miskin.
- Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makananyang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll).
- Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu- waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannyabertahap. Untuk kolam berukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudianberanak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2bln. Penggantian air kolam menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggusekali.
b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya)
- Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudahdilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.
- Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kaliper tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikandi sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padiatau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.
- Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokulturmaupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin.Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.
- Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikandikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misalusaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoranternak menjadi pupuk untuk kolam.
- Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara bersama ikan nila.Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.
- Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul.Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.
- Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikansampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.
c) Sistem intensif (teknologi maju)
- Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksiikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
- Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik.Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.
- Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakanyang diberikan juga harus bermutu.
- Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiridapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jikapakan tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupaserangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.
· Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air kolam yang digantisetiap hari sebanyak 20 % atau lebih. Pada budidaya ikan gurami ini penggantian air dilakukan satu bulan sekalisebanyak 50 %.
· Budidaya ikan tidak lepas dari gangguan hama dan penyakit. Datangnya penyakit dise-babkan oleh beberapa halseperti lingkungan budidaya, teknik budidaya, penanganan panen dan pasca panen yang kurang baik serta tidak sesuainya ukuran dan jenis bahan ynag digu-nakan pada wadah penampungan sehingga ikan luka. Datangnya penyakittidak hanya merugi-kan dari sisi produktifitas, tetapi juga pada kematian gurami yang dibudi-dayakan. Oleh karena itu,perlu dilakukan upaya pencegahan datangnya penyakit dan pengendalian penyakit yang menyerang.
· Beberapa penyakit yang biasa menyerang ikan, baik dalam kolam maupun wadah lain adalah kutu ikan, penyakitcacing ikan, white spot. Pengobatannya dengan perendaman garam dapur (NaCl) dosis 1-3 gr/ 100cc air selama 5menit atau formalin 25 cc/m3.
· Pengendaliannya dengan seleksi ikan yang tahan penyakit. Vacsinasi Ich, mengurangi kepadatan ikan, kondosiperairan cukup oksigen. Air kolam diusahakan mengalir terus menerus dan pemberian pakan yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan atau menaikkan suhu air yang berkisar 28-32o C.
· Penyakit nonparasit merupakan penyakit yang bukan disebabkan oleh adanya penyakit, tetapi disebabkan olehfaktor lingkungan dan faktor makanan (nutrisi). Faktor lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan ikanadalah pH air yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, perubahan suhu air yang terlalu mendadak, zat–zat beracun yang ada dalam air, penumpukan kotoran atau sisa–sisa makanan, kadar oksigen dalam air rendah, kejenuhan gas (nitrogen, oksigen dan karbondioksida) serta kadar amoniak yang tinggi.
· Pencegahan penyakit nonparasiter dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang tepat (baik jumlah danmutunya), ikan tidak diberi pakan yang telah busuk/rusak, penyimpanan pakan ditempat yang bersih dan kering, per-baikan lingkungan parairan kolam, meningkat-kan kualitas air, meningkatkan aerasi, mengu-rangi bahan organik danfitoplankton.
Pemanenan ikan nila dapat dilakukan dengan cara: panen total dan panen sebagian.
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga ketinggian air tinggal 10 cm.Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari lukanya ikan.
b) Panen sebagian atau panen selektif
Panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan dipanen dipilih dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan yang tidak terpilih (biasanya terluka akibat jaring), sebelum dikembalikan ke kolam sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5-1,0 ppm selama 1 jam.
Penanganan pascapanen ikan nila dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup maupunikan segar.
Adakalanya ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan hidup. Halyang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen dalam keadaan hidup, segar dansehat antara lain:
1. Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20oC.
2. Waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari.
3. Jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.
Ikan segar mas merupakan produk yang cepat turun kualitasnya. Hal yang perlu diperhatikanuntuk mempertahankan kesegaran antara lain:
1. Penangkapan harus dilakukan hati-hati agar ikan-ikan tidak luka.
2. Sebelum dikemas, ikan harus dicuci agar bersih dan lendir.
3. Wadah pengangkut harus bersih dan tertutup. Untuk pengangkutan jarak dekat (2 jamperjalanan), dapat digunakan keranjang yang dilapisi dengan daun pisang/plastik. Untuk pengangkutan jarak jauh digunakan kotak dan seng atau fiberglass. Kapasitas kotak maksimum 50 kg dengan tinggi kotak maksimum 50 cm.
4. Ikan diletakkan di dalam wadah yang diberi es dengan suhu 6-7oC. Gunakan es berupapotongan kecil-kecil (es curai) dengan perbandingan jumlah es dan ikan=1:1. Dasar kotak dilapisi es setebal 4-5 cm. Kemudian ikan disusun di atas lapisan es ini setebal 5-10 cm,lalu disusul lapisan es lagi dan seterusnya. Antara ikan dengan dinding kotak diberi es,demikian juga antara ikan dengan penutup kotak.
c) Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan benih adalah sebagai berikut:1) Benih ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan tidak cacat. Setelahitu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong plastik (sistem tertutup) atau keramba(sistem terbuka).2) Air yang dipakai media pengangkutan harus bersih, sehat, bebas hama dan penyakit sertabahan organik lainya. Sebagai contoh dapat digunakan air sumur yang telah diaerasi semalam.3) Sebelum diangkut benih ikan harus diberok dahulu selama beberapa hari. Gunakan tempatpemberokan berupa bak yang berisi air bersih dan dengan aerasi yang baik. Bak pemberokandapat dibuat dengan ukuran 1 m x 1 m atau 2 m x 0,5 m. Dengan ukuran tersebut, bak pemberokan dapat menampung benih ikan mas sejumlah 5000–6000 ekor dengan ukuran 3-5cm. Jumlah benih dalam pemberokan harus disesuaikan dengan ukuran benihnya.4) Berdasarkan lama/jarak pengiriman, sistem pengangkutan benih terbagi menjadi dua bagian,yaitu:
1. Sistem terbuka dilakukan untuk mengangkut benih dalam jarak dekat atau tidak memerlukan waktu yang lama. Alat pengangkut berupa keramba. Setiap keramba dapatdiisi air bersih 15 liter dan dapat untuk mengangkut sekitar 5000 ekor benih ukuran 3-5cm.2. Sistem tertutup Dilakukan untuk pengangkutan benih jarak jauh yang memerlukan waktu lebih dari 4-5 jam, menggunakan kantong plastik. Volume media pengangkutanterdiri dari air bersih 5 liter yang diberi buffer Na2(hpo)4.1H2O sebanyak 9 gram. Carapengemasan benih ikan yang diangkut dengan kantong plastik:(1) masukkan air bersih ke dalam kantong plastik kemudian benih;(2) hilangkan udara dengan menekan kantong plastik ke permukaan air;(3) alirkan oksigen dari tabung dialirkan ke kantong plastik sebanyak 2/3 volumekeseluruhan rongga (air:oksigen=1:2);(4) kantong plastik lalu diikat.(5) kantong plastik dimasukkan ke dalam dos dengan posisi membujur atau ditidurkan.Dos yang berukuran panjang 0,50 m, lebar 0,35 m, dan tinggi 0,50 m dapat diisi 2 buahkantong plastik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah benih sampai di tempattujuan adalah sebagai berikut:
- Siapkan larutan tetrasiklin 25 ppm dalam waskom (1 kapsul tertasiklin dalam 10 liter airbersih).- Buka kantong plastik, tambahkan air bersih yang berasal dari kolam setempat sedikitdemi sedikit agar perubahan suhu air dalam kantong plastik terjadi perlahan-lahan.- Pindahkan benih ikan ke waskom yang berisi larutan tetrasiklin selama 1-2 menit.- Masukan benih ikan ke dalam bak pemberokan. Dalam bak pemberokan benih ikandiberi pakan secukupnya. Selain itu, dilakukan pengobatan dengan tetrasiklin 25 ppmselama 3 hari berturut-turut. Selain tetrsikli dapat juga digunakan obat lain sepertiKMNO4 sebanyak 20 ppm atau formalin sebanyak 4% selama 3-5 menit.- Setelah 1 minggu dikarantina, tebar benih ikan di kolam budidaya.
A. Analisis Persaingan Usaha (SWOT)
· Usaha kami menawarkan harga yang murah dari pada yang lainnya.
· Kami memiliki Ikan Nila Merah dan Ikan Nila Hitam dengan kualitas baik.
· Memiliki link distributor bibit ikan nila merah yang siap menyuplai kebutuhan kami.
· Pengalaman bisnis ini sangat di butuhkan untuk mengembangkan budidaya ikan nila merah dan hitam.
c. Opportunities / Kesempatan
Peluang pasar yang cukup besar untukbisnis budidayaikannila.
· Banyak pesaing yang sudah menguasai pangsa pasar ikan nila.
· Adanya berbagai penyakit yang menyerang ikan budidaya kami sehingga tingkat produktifitas belum dapat memenuhi target kami. Karena belum pengalaman di bidang ini.
B. Target dan Segmentasi Pasar
Dalam target pasar yang akan kami tawarkan adalah
a) Kolam Pemancingan ( Tambak ).
b) Rumah Makan atau restoran.
c) Pihak ketiga alias pengepul ikan.
Strategi dipakai untuk menentukan tujuan yang terbaik. Begitu pula dengan pemasaran ikan nila merah, strategi pemasaran digunakan untuk meningkatkan produktifitas usaha ini. Diantaranya sebagai berikut :
Ikan Nila Merah dan Ikan Nila Hitam disini menjadi komuditas utama dalam usaha ini, selain itu kami juga selalu menjaga kebersihan kolam tambak ikan karena kami ingin menyajikan ikan yang selalu bersih dan bebas dari penyakit. I
Strategi harga yang kami tawarkan relative jauh lebih murah dari pada harga pasar di lapangan. Harga yang kami tawarkan hanya Rp 14.000,-/Kg pada saat ini.
Awal dalam mempromosikan atau mempublikasikan bisins ini adalah melalui media interaksi social, yaitu bertatap muka langsung dengan pihak ketiga atau pembeli sesuai dengan target pasar yang akan kami capai.
Tempat usaha Dengan kolam seperti di bawah ini.
Terpal ukuran 8 X 6 m = 48 m * Rp 10.000 /m²
|
|
Bata Kapur ukuran 27 cm³ @Rp 7000,- * 160 Buah bata kapur
|
|
Pasir @pick Up Rp 120.000,- * 1 Pick up
|
|
Pompa Air SANYO PH-100AN |
|
Pipa air ¼”,alat-alat Listrik dll
|
|
Bibit ikan @ekor Rp 200,- * 5000 ekor
|
|
Pakan ikan usia budidaya 1-20 hari= 20 @250 gram= 5 Kg * Rp 10.000/Kg
|
|
Pakan ikan usia budidaya 20-60 hari= 40 @ 500 gram = 20 Kg * Rp 7000/Kg
|
|
Pakan ikan usia budidaya 60-150 hari= 90 @ 1000 gram = 90 Kg * Rp 6000/Kg
|
|
Listrik Rp 100.000,-/bulan * 5 bulan
|
|
GajiPegawai 2 @ Rp. 900.000 |
|
Total Modal Keseluruhan
|
Prediksi penjualan setiap kali panen dengan usia ikan 5 bulan = (150 Hari). Dengan harga ikan = Rp 13.000,-/Kg
Ikan Nila usia 5 bulan (150 hari) mencapai berat = 200 gram
(1000 gram/ 200 gram) = 5 ekor/Kg.
|
|
5000 ekor / 5 ekor = 1000 Kg * Rp 14.000,-/Kg
|
|
Modal Awal dan Modal berkala Total Biaya
|
|
Total Bersih per Panen selama 5 Bulan
|
Total Bersih Rp 6.650.000,- / 5 bulan Rp 1.330.000,- /bulan
Balik Modal = Rp 7.350.000,- / Rp 1.330.000,-
Rencana Organisasi usaha hanya terdiri dari tiga orang saja, yaitu pemilik usaha dan 2 karyawan.
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) mempunyai prospek yang cukup baik dikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung sangat meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar lainnya.
Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan karena wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga.
Makanan bagi Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) juga tidak sulit, karena ia mau menyantap segala jenis makanan alami ataupun buatan (pellet), bahkan diberi dedak halus ataupun ampas tahu ia mau juga. Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) termasuk jenis ikan pemakan campuran (omnivora).
Selama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit. Cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara fisik menangkap langsung hewan liar/hama tadi atau mencegahnya masuk ke dalam kolam.