Menuai Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Menuai Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai
Usaha Budidaya Kedelai - Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional tetap cenderung sangat tinggi. Bahkan kini ini kedelai menjadi produk komoditas dagangan yg pasokannya di Indonesia sendiri tetap belum tercukupi, jadi beberapa pihak mulai melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap harinya.
Melihat tingginya kegiatan impor kedelai di negara Indonesia, pastinya memperlihatkan suatu indikator baru bagi kita semua bahwa kesempatan pasar kedelai kini ini tetap sangat menjanjikan. Karena itu untuk mendatangkan untung besar setiap bulannya, tak ada salahnya kalau Kalian memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mulai memproduksi kedelai dan membudidayakannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen yg tetap sangat tinggi.
Bagi Kalian yg berminat menjalankan urusan ekonomi budidaya kedelai, berikut ini kami informasikan beberapa teknik budidaya kedelai yg butuh diperhatikan para pelaku usaha.
Teknik Budidaya Kedelai
- Langkah pertama yg butuh Kalian perbuat yaitu mempersiapkan bibit kedelai yg berkualitas unggul. Untuk 1 ha lahan pertanian, biasanya memperlukan bibit kedelai 40-50 kg per ha. Usahakan bibit mempunyai ukuran yg lumayan besar, tak cacat, dan mempunyai warna putih kekuningan.
- Selanjutnya Kalian dapat mempersiapkan lahan alias sawah dengan membersihkannya dari jerami, menambahkan kapur alias dolomit sekitar 200-300 kg/ha untuk tanah yg pH-nya rendah (pH ideal 5,8-7). Kalian juga dapat menambahkan pupuk SP-36 tak lebih lebih 100 kg untuk 1 hektar lahan yg akan dipakai untuk budidaya kedelai. Tanaman kedelai ini tepat ditanam di lahan yg mempunyai drainase dan udara yg lumayan baik, curah hujan berkisar 100-400 mm/bulan, suhu udara 23°-30°C, dan ketinggian lokasi tak lebih lebih 600 mdpl.
- Ketika pengolahan tanah telah selesai, selanjutnya buatlah celah tanam dengan tugal sedalam 5 cm dan berjarak 20 x 30 cm. Kemudian, masukan bibit kedelai yg telah disiapkan ke dalam celah yg telah dibangun (satu celah 2-3 biji). Setelah itu, tutup benih dengan tanah gembur tanpa dipadatkan.
- Setelah 5-6 hari, kedelai mulai tumbuh dan proses penyulaman dapat dilakukan. Langkah ini dapat Kalian perbuat dengan mengganti benih yg tak tumbuh dengan benih baru (sebaiknya perbuat sore hari).
- Proses penyiangan dan pemupukan dapat Kalian perbuat ketika tanaman berumur 30-35 hari. Untuk lahan seluas 1 ha, Kalian dapat menambahkan 50 kg pupuk urea dan 50 kg KCl. Bila kondisinya tak lebih bagus, Kalian dapat melakukan penyiangan pada ketika kedelai berumur 55 hari.
- Bila lahan Kalian kekurangan air, Kalian dapat memperlihatkan tambahan irigasi terutama pada ketika tanaman berumur 1-50 hari. Biasanya untuk penanaman kedelai, diperlukan kondisi tanah yg lembab melainkan tak terlalu becek. Namun sebaliknya, kalau memasuki masa panen kedelai sebaiknya kondisikan tanah dalam kondisi kering.
- Musim panen kedelai biasanya memakan waktu antara 75-110 hari, untuk komoditas konsumsi Kalian dapat memanen kedelai pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk bakal bibit dapat Kalian panen ketika memasuki umur 100-110 hari. Tanaman yg telah siap panen biasanya daunnya telah kering, dan buahnya berkembang menjadi kuning kecoklatan dan buah polong telah mulai terkesan tua. Untuk proses pemanenan Kalian dapat mencabut seluruh batang tanaman, dan menjemurnya hingga sangatlah kering. Bila biji kedelai telah kering sempurna, Kalian dapat memasukkannya ke dalam karung dan yg akan terjadi panen pun siap dipasarkan.
Strategi Pemasaran
Sebagian besar petani di Indonesia memasarkan yg akan terjadi panennya melewati KUD (Koperasi Unit Desa) di wilayah setempat. Selain itu, mereka juga dapat menjual yg akan terjadi panen kedelai terhadap para tengkulak yg kemudian akan meneruskannya terhadap pedagang besar (pengumpul) dan pada akhirnya didistribusikan ke industri-industri yg memperlukan bahan baku kedelai. Sedangkan untuk strategi pemasaran yg dipakai petani partai kecil, dapat disalurkan eksklusif terhadap pelaku industri rumah tangga yg ada di sekitar lingkungan para petani. Tingginya permintaan pasar menjadikan proses pemasaran kedelai di beberapa kawasan tidaklah terlalu sulit, jadi harga jualnya pun juga dapat dikatakan lumayan stabil.
Analisa Ekonomi Asumsi Luas lahan yg dipakai 1 ha Menggunakan sistem monokultur (penanaman tunggal) Diperkirakan produksi kedelai 2 ton (2.000 kg)/ha Harga jual kedelai per kg Rp 5.500,00 Periode tanam 75-100 hari (3 bulan) Modal awal Sewa lahan per tahun Rp 20.000.000,00 Peralatan (sprayer, cangkul, dll) Rp 1.500.000,00 Benih kedelai Rp 9.000/kg x 50 kg Rp 450.000,00+ Total Rp 21.950.000,00 Peralatan mengalami penyusutan seusai pemakaian 5 tahun : 1/60 bulan x Rp 1.500.000,00 Rp 25.000,00/bulan Biaya operasional per periode (3 bulan) Bibit : 50 kg x Rp 9.000,00/kg Rp 450.000,00 Pupuk urea 50 kg x Rp 1.800,00/kg Rp 75.000,00 Pupuk SP-36 (100 kg x Rp 2.000,00) Rp 200.000,00 Pupuk KCl 50 kg x Rp 5.000,00 Rp 250.000,00 Dolomit 200 kg x Rp 1.500,00 Rp 300.000,00 Pestisida 5 kg x Rp 50.000,00 Rp 250.000,00 Gaji tenaga kerja (3x Rp 900.000,00) Rp 2.700.000,00 Biaya transportasi Rp 450.000,00 Sewa lahan per bulan : Rp 20.000.000,00 : 12 bulan Rp 1.666.700,00 Biaya penyusutan Rp 5.000,00+ Total pengeluaran Rp 6.366.700,00 Omset per bulan Hasil penjualan per pediode tanam (3 bulan) : 2 ton (2.000 kg) x Rp 5.600,00 Rp 11.200.000,00 Laba bersih per bulan Laba bersih per periode : Rp 11.200.000,00 - Rp 6.366.700,00 = Rp 4.833.300,00 Laba bersih per bulan : Rp 4.833.300,00 : 3 bulan = Rp 1.611.100,00 ROI (Return of Investment) (Modal awal : laba bersih per bulan) = ± 13 bulan (4x panen)
Semoga info agrobisnis mengenai menanam laba dari perjuangan budidaya kedelai ini dapat memperlihatkan tambahan wawasan urusan ekonomi bagi para pembaca dan menginspirasi seluruh lapisan masyarakat untuk segera mengawali usaha. Maju semakin UKM Indonesia dan salam sukses.