Tahukah Kamu, 4 Petani Sukses Yang Raih Omzet Hingga Rp 170 Juta
Tahukah Kamu, 4 Petani Sukses Yang Raih Omzet Hingga Rp 170 Juta
Banyak yang bilang, petani itu banyak ruginya. Tapi apa itu berlaku umum? Gak juga. Nyatanya ada kok yang menghasilkan omzet hingga ratusan juta Rupiah. Hal ini membuat mereka layak menyandang gelar petani sukses.
Persepsi yang memandang miring profesi petani emang masih melekat di benak banyak orang hingga saat ini. Gak heran kalau banyak yang enggan buat melakoni profesi ini. Gak heran juga kalau saat ini yang bekerja sebagai petani kebanyakan orang-orang tua.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun lalu menyebut sebagian besar petani kita itu usianya mencapai 45 sampai 54 tahun. Udah gitu, gak sampai 30 persen yang berpendidikan SMP ke atas. Miris banget, ya? Padahal kita katanya negeri agraris.
Apa yang orang-orang pikirkan mengenai nasib petani gak sepenuhnya benar. Asal tahu aja nih, orang-orang berikut ini udah membuktikan diri sebagai petani sukses.
Siapa aja mereka?
1. Ahmad Mu’tamir
Ahmad Mu’tamir (kompas)
Dalam waktu empat bulan, Ahmad Mu’tamir mampu meraup omzet hingga Rp 170 juta dari bertani kentang. Pria kelahiran 1953 yang kini menjadi petani sukses ini mengaku gak asal-asalan dalam melakoni pekerjaannya.
Ahmad melibatkan orang-orang yang benar-benar ahli mengenai kentang. Bahkan, ia pengin para ahli ini meneliti lahannya, bibitnya, dan apa pun yang berkaitan.
Berkat masukan dan saran dari ahli-ahli inilah Ahmad Mu’tamir menghasilkan kentang berkualitas dalam jumlah banyak. Hebatnya lagi, pria yang emang udah sejak muda jadi petani ini juga mengolah kembali hasil panen kentangnya.
Ahmad Mu’tamir bersama istrinya mengolah kentang tersebut menjadi keripik. Setiap harinya dua sampai kuintal keripik kentangnya habis terjual. Keripiknya ini dipasarkan ke Dieng, Semarang, Yogyakarta, hingga ke daerah lainnya.
Omzetnya pun lebih besar lagi. Sebulan bisa mencapai Rp 120-150 juta.
2. Abdul Qohar
Dulunya banyak orang yang menyebut Abdul Qohar gila karena bertani pepaya. Sebab wilayah yang dijadikannya sebagai areal pertanian terkenal sebagai lahan kering.
Toh dia gak peduli pendapat orang. Pria kelahiran 1958 ini bekerja keras menyulap lahannya menjadi produktif. Hasilnya, Abdul Qohar sukses sebagai petani pepaya.
Karena kesuksesannya inilah, petani dari Desa Candisari, Kecamatan Sambeng ini menjadi inspirasi petani-petani lainnya buat bertani pepaya. Sampai-sampai mereka membentuk kelompok tani yang bernama Kelompok Tani Godong Ijo Sejahtera.
3. Ulus Pirmawan
Kesuksesan bertani juga dirasakan Ulus Pirmawan. Pria yang gak lulus SD ini berhasil mengubah hidupnya menjadi petani sukses.
Bertani sebetulnya bukan hal yang baru bagi Ulus Pirmawan. Dalam bertani, dia cuma pengin satu, yaitu memanen hasil pertanian yang unggul sehingga orang-orang puas.
Pada akhirnya, apa yang dia pengin terwujudkan. Buncis super dari lahan pertaniannya gak cuma dijual ke Jakarta, bahkan diekspor hingga ke luar negeri sejak 1995.
Pria kelahiran 1974 ini malah gak segan berbagi ilmu kepada rekan-rekannya sesama petani.
Karena sosoknya yang inspiratif itulah, Ulus diganjar penghargaan internasional dari FAO sebagai petani teladan tahun 2017.
4. Charlie Tjendapati
Punya pekerjaan dan posisi yang bagus belum tentu bikin orang merasa puas. Buktinya, Charlie Tjendapati yang pernah bekerja di Garuda Indonesia dan Chevron banting setir buat bertani. Dia memilih kangkung sebagai komoditas andalan.Kini omzet dari hasil panen kangkungnya gak tanggung-tanggung. Sebulan dia bisa dapat Rp 97,2 juta.
Specta Farm milik Charlie berlokasi di Kabupaten Bogor dan Bandung. Dengan menggunakan lahan seluas 3.000 meter, ia menanam kangkung hidroponik di 86 ribu lubang tanam.
Rata-rata hasil panennya dijual ke restoran dan supermarket. Misalnya aja D’Cost, Superindo, dan Carrefour. Charlie pun sahih mendapat predikat sebagai petani sukses.
Itu tadi empat orang yang mematahkan persepsi dengan menjadi petani sukses. Kerja keras mampu bikin mereka menyulap lahan jadi ladang uang sekaligus menginspirasi banyak orang.