Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

Industri Mesin Pertanian Akan Bergairah dari Tahun ke Tahun

Industri Mesin Pertanian Akan Bergairah dari Tahun ke Tahun

Industri Mesin Pertanian
Industri mesin pertanian diperkirakan akan semakin bergairah seiring goal pemerintah menambah lahan sawah baru seluas 1 juta hektare untuk mencapai kedaulatan pangan. Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian, Teddy Caster Sianturi, menyatakan goal penambahan luas sawah baru disambut baik oleh industri mesin pertanian di dalam negeri. Dia memperkirakan tahun ini kebutuhan mesin pertanian mencapai 100 ribu, dan akan meningkat karena pembukaan lahan pertanian tahun depan. "Kebutuhan akan naik 40 persen menjadi a hundred and forty ribu unit mesin," katanya kepada Tempo di Semarang, Rabu malam lalu.

Menurut Teddy, proyeksi kenaikan kebutuhan mesin pertanian terjadi karena pada tahun depan akan ada alokasi belanja untuk pertanian sebesar Rp 2-four triliun. Dari angka itu, sebesar 40 persen atau sekitar Rp 800 miliar-1,6 triliun untuk membuat alat pertanian. Seiring dengan kenaikan kebutuhan, pemerintah menargetkan tingkat kandungan dalam negeri minimal 20 persen di industri mesin pertanian. "Harus diprioritaskan untuk membeli mesin yang dibuat di Indonesia," ujarnya.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, optimistis industri mesin pertanian akan bertumbuh. Kondisi itu mempertimbangkan semakin langkanya tenaga kerja di sektor pertanian. Masyarakat kini mulai berpaling meninggalkan sektor ini dengan alasan upah yang rendah dibanding upah di industri sektor lain. "Ke depan, ada kelangkaan tenaga kerja," tuturnya.

Menurut Panggah, nantinya akan ada era di mana banyak mesin yang digunakan, terutama di sektor pertanian. Perusahaan yang lebih dulu berinvestasi untuk industri mesin pertanian berpotensi menguasai pasar.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Ansari Bukhari menambahkan, industri pertanian dalam negeri akan semakin tumbuh jika ada keberpihakan dari pemerintah, yakni Kementerian Pertanian serta pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten, untuk membeli mesin produksi lokal.

Direktur Produksi PT Kubota Indonesia, Seiichi Kaji, mengatakan Kubota baru memindahkan pabriknya ke lokasi baru dengan tujuan memproduksi mesin lebih banyak. Langkah itu dilakukan untuk merespons potensi pertumbuhan pasar mesin pertanian tahun depan. Dia mengklaim pabriknya menghasilkan mesin pertanian yang memiliki kandungan komponen lokal hingga 30 persen. Tahun depan kandungan komponen lokal ditargetkan menjadi 60 persen.

"Namun prihatin karena pemerintah ataupun petani lebih senang menggunakan barang impor ketimbang produk lokal," ujarnya. Kubota Indonesia merupakan perusahaan patungan Indonesia-Jepang yang memproduksi alat berat untuk pertanian.

Tahun depan, Kubota menargetkan kapasitas produksi naik menjadi one hundred twenty ribu unit per tahun dibanding tahun ini, yang hanya 60 ribu unit per tahun. Menurut Seiichi, meskipun pasar lokal lebih berminat dengan barang impor, mesin produksi Kubota justru laris diekspor ke Filipina, Australia, Jepang, dan Afrika Selatan. \"Kami akan mencoba masuk ke Laos dan Kamboja,\" ujarnya.

Ketika berkunjung ke Lamongan, Jawa Timur, Selasa lalu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan pemerintah menyiapkan dana Rp 15 triliun untuk meningkatkan indeks pertanaman. Dana itu merupakan kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang mulai berlaku efektif per 18 November lalu. "Sudah kami siapkan dananya," ujarnya ketika berkunjung ke Desa Klagensrampat, Maduran, Lamongan.

Indeks Pertanaman menghitung frekuensi kemampuan suatu lahan bisa ditanami dalam setahun. Pada 2014 ini, produksi padi Lamongan diperkirakan bisa mencapai 1.025.221 ton gabah kering giling. Produksi tersebut naik dibanding pada 2013, yang sebesar 966.625 ton gabah kering giling. Sayangnya, meski terjadi kenaikan produksi, Indeks Pertanaman tidak merata. Ada yang ditanami padi tiga kali, dua kali, bahkan hanya sekali. Terutama di kawasan pinggir Sungai Bengawan Solo. Seperti Kecamatan Babat, Laren, Maduran, dan Sekaran, yang lokasinya rendah dan rawan banjir. HUSSEIN ABRI YUSUF | SUJATMIKO (LAMONGAN)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel