Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

Hadirkan Teknologi urban Farming, Tunas Farm Dapat Pendanaan Awal Dari Gayo Capital

Hadirkan Teknologi urban Farming, Tunas Farm Dapat Pendanaan Awal Dari Gayo Capital

Kesadaran masyarakat akan nasib sehat semakin meningkat. Terlebih di keadaan pandemi, tubuh memerlukan nutrisi paling baik supaya tercipta daya tahan yg prima. Melihat faktor tersebut, Widya Surya Prayoga, Rudwiky Okta Putra, serta Topaz Kumoro menginisiasi Tunas Farm dengan visi mengintegrasikan solusi urban farming dengan teknologi.

Tunas Farm telah memulainya dengan membangun ruang produksi tanaman indoor farming di daerah Gading Serpong. Salah satu metode tanam yg diaplikasikan merupakan hidroponik. Konsep urusan ekonomi yg disajikan berupa B2C, yakni memperkenalkan farm to table untuk memungkinkan konsumen mampu menikmati sayuran yg baru saja dipetik. Didukung dengan same day delivery oleh tim logistik Tunas Farm sendiri.

Hadirkan Teknologi urban Farming, Tunas Farm Dapat Pendanaan Awal Dari Gayo Capital
Sumber gambar id.techinasia.com
 

Baru-baru ini, untuk mengakselerasi bisnisnya, Tunas Farm mendapatkan pendanaan pre-seed funding dari Gayo Capital. Tidak disebutkan detail nominal yg diterima. Hanya saya dikatakan, dana yg diperoleh akan difokuskan untuk peningkatan sistem hidroponik berbasis teknologi memanfaatkan IoT.

Saat ini Surya serta tim Tunas Farm sedang menyelesaikan persiapan fasilitas di Gading Serpong sebagai tempat produksi sekaligus display indoor vertical farming yg akan berakhir dalam waktu dekat. Mereka juga berencana membangun fasilitas serupa di area lain serta akan menyampaikan pelatihan eksklusif mengenai bagaimana tutorial bertani di rumah sendiri memakai sistem hidroponik.

Ia juga mengatakan, bahwa ke depannya Tunas Farm akan mengeluarkan produk hidroponik kit dengan sistem IoT yg mampu dimiliki oleh masyarakat untuk bertani di rumah sendiri dengan mudah.

Startup teknologi pertanian

Kendati bisnis agritech tidak sedikit dikatakan mempunyai potensi besar di Indonesia, sejauh ini belum tidak sedikit solusi teknologi yg hadir mendemonstrasi proses bercocok tanam dengan cara signifikan. Sementara tidak sedikit sekali potensi teknologi yg mampu dimanfaatkan, mulai dari IoT, big data, machine learning, computer vision, serta lain-lain. Tidak dimungkiri, informasi di sektor pertanian tetap sangat banyak, dari hulu ke hilir.

Salah satu yg mulai tidak sedikit diselesaikan terkait rantai pasokan (supply chain); memungkinkan konsumen –baik urusan ekonomi maupun konsumer—mengakses produk pertanian eksklusif dari para petani alias melewati medium yg lebih sederhana. Dampaknya, petani memperoleh harga jual yg lebih baik kendati dari segi konsumen pun juga lebih hemat. Selain itu, solusi lain yg mulai tidak sedikit merupakan seputar pembiayaan produktif untuk mitra petani.

Beberapa startup mulai merilis produk teknologi untuk menunjang pertanian – sebagian tetap proses riset (banyak ditemui dalam kegiatan inkubator, kompetisi, maupun hackthon), lainnya telah mulai diproduksi. Selain Tunas Farm, ada juga Mertani, Tanibox, serta Neurafarm. Mertani hadirkan solusi IoT serta big data untuk mengamati petani mengamati keadaan lahan perkebunannya dengan skala yg besar.

Adapun Neurafarm merilis software berbasis kecerdasan buatan bernama “Dr. Tania”, bertujuan menolong petani mengidentifikasi penyakit tanaman melewati analisis dari gambar yg diunggah. Di skala yg lebih kecil, Tanibox merilis perangkat berbasis sensor untuk menolong masyarakat bercocok tanam di dalam rumah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel