Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
in feeds
250x250

Cara Pembuatan Pupuk Organik Vermikompos

Pada postingan sebelumnya telah penulis bahas tentang pengertian vermikompos beserta keunggulannya jika dibandingkan dengan pupuk organik yang lain. Kali ini akan kita bahas bagaimana cara membuat pupuk organik vermikompos tersebut. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik vermikompos dibuat dengan teknik vermikomposting. Vermikomposting merupakan teknik pengomposan/perombakan bahan-bahan organik (sampah dan kotoran ternak) dengan munggunakan bioaktivator berupa cacing tanah. Teknik tersebut dilakukan dengan  3 tahap proses antara lain:
1. Proses Pengumpulan Bahan 
Dalam proses pengumpulan usahakan menggunakan bahan-bahan/sampah organik yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Untuk memperoleh hasil  yang berkwalitas prima gunakan beberapa macam bahan. Silahkan baca DISINI untuk mengetahui bahan-bahan yang penulis anjurkan.
2. Proses fermentasi Substrat
Media/pakan yang digunakan untuk kelangsungan hidup bioaktivator dalam proses komposting harus sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh cacing tanah.
Oleh karena itu bahan-bahan yang telah kita kumpulkan harus difermentasi terlebih dahulu. Jika bahan-bahan tersebut berukuran besar maka sebaiknya dipotong-potong terlebih dahulu. Kemuadian semua bahan tersebut disusun bertumpuk dan ditutup dengan karung goni/terpal. Untuk mempercepat proses fermentasi bisa anda gunakan bioaktivator/mikro organisme, baca DISINI untuk mengetahui lebih detail langkah pembuatannya. Setelah bahan-bahan tersebut matang (berubah warna dan strukturnya lunak) maka kering anginkan sampai kondisinya benar-benar dingin. Hal ini dilakukan agar cacing tanah tidak teracuni oleh sisa gas amoniak dalam proses fermentasi. Bahan pun siap untuk digunakan sebagai media/pakan caving tanah.

3. Proses Pengomposan dengan cacing tanah (vermikomposting)
 Sebelum melakukan proses komposting sebaiknya anda siapkan terlebih dahulu ember atau sejenisnya sebagai wadah/tempat pengomposan. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari jenis logam. Untuk skala besar bisa menggunakan terpal yang ditata seperti membuat kolam ikan. Lubangi ember tersebut dibagian bawah dan samping. Pembuatan lubang tersebut bertujuan untuk saluran sirkulasi udara dan sebagai jalan resapan jika terdapat kelebihan air.

Setelah wadah kita siapkan selanjutnya siapkan pula bubur kertas yang dibuat dengan kertas kardus yang direndam air  + 24 jam. Bubur kertas ini nantinya akan digunakan sebagai alas media/pakan sehingga cacing yang baru kita tempatkan tidak mengalami stress. Bubur kertas ini juga bertujuan untuk menjaga kelembaban media karena bubur kertas dapat menahan air hingga beberapa hari. Tempatkan bubur kertas pada wadah dengan ketebalan 2-3 cm.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan media/pakan yang telah difermentasi dengan ukuran 3/4 tinggi wadah, pastikan media tersebut kondisinya benar-benar dingin dan tidak berbau menyengat (amoniak). Masukkan cacing tanah diatasnya. Untuk volume perbandingan antara luas wadah : jumlah cacing tanah bisa anda cari sendiri di Google.

Selanjutnya tutup kembali dengan bubur kertas. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembaban baik disisi atas maupun dasar media. Kenapa kelembaban harus benar-benar dijaga? karena cacing tidak bernafas dengan paru-paru melainkan dengan permukaan tubuhnya, maka dari itu kelembaban media harus selalu terjaga agar pertukaran oksigen dan karbondioksida berjalan lancar. Langkah terkahir tutup dengan karung goni. Untuk apa ditutup dengan karung goni? berikut jawabannya:
Cacing tanah merupakan salah satu jenis binatang Noktural, artinya binatang yang aktif dimalam hari dan istrahat saat siang hari. Selain itu cacing tanah juga merupakan binatang Fototaksis negatif artinya selalu menghindar dari cahaya dengan menyusup kedalam tanah. Perlakuan menutup media dengan karung goni adalah untuk menciptakan suasana gelap, sehingga cacing tanah tetap aktif walaupun pada siang hari dan proses komposting pun akan semakin cepat.
Kotoran yang dihasilkan oleh cacing tanah inilah yang disebut dengan kascing yang akan kita gunakan sebagai pupuk kompos. Apa yang penulis bahas pada postingan ini adalah salah satu dari sekian banyak teknik komposting. Anda bisa mencoba berbagai teknik yang lain dengan sedikit inovasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 
Selamat mencoba....!!!




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel