Panca Usaha Tani
Sejak tahun 1960-an di Indonesia telah melakukan Revolusi Hijau (Green Revolution)
. Revolusi hijau dikembangkan dengan 4 (empat) pilar yang menjadi dasar antara lain :
1. Pemakaian bibit varietas unggul
2. Sistem irigasi
3. Pengaplikasian pupuk buatan secara optimal dan
Penerapan revolusi hijau di Indonesia dilakukan dengan Ekstensifikasi dan Intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi dilakukan dengan perluasan lahan seperti pengalihfungsian hutan non produktif menjadi lahan pertanian, sedangkan Intensifikasidilakukan dengan penerapan Panca Usaha Tani.
Panca usaha tani ini diharapkan dapat merubah sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian yang maju sehingga diperoleh produktivitas yang berlipat ganda seperti gandum, padi dan jagung. Tidak menutup kemungkinan untuk padi bisa tanam-panen hingga 3 kali dalam setahun. Panca usaha tani tersebut terdiri dari :
1. Pemilihan bibit varietas unggul
Untuk hasil yang optimal sangat jarang diraih dengan bibit seadanya. Petani harus selektif dalam memilih bibit varietas apa yang akan ditanam. Pemilihan bibit juga harus disesuaikan dengan musim tanam apakah musim tanam (periode pertama), musim kemarau 1/MK1 (periode kedua) atau musim kemarau 2/MK2 (periode ketiga). Klasifikasi pemilihan bibit tersebut antara lain :
a. Untuk musim tanam (periode pertama) biasanya jatuh pada bulan Nopember-Desember.
Pada dasarnya pada musim ini varietas apapun bisa tumbuh dengan baik. Namun karena pada musim ini intensitas hujan tinggi maka pilihlah varietas padi yang memiliki struktur batang kokoh sehingga tidak mudah roboh. Perhatikan pula varietas yang anakannya banyak, makin banyak anakan makin baik.
b. Untuk musim kemarau 1/MK1 (periode kedua) biasanya jatuh pada bulan Maret-April.
Pada musim ini tanaman padi akan terserang berbagai hama seperti Penggerek batang (beluk), wereng, walang sangit dll. Selain itu pada musim ini juga rentan terhadap serangan penyakit seperti, blas, busuk leher, bercak daun, santomonas, tungro dll. Sebagai pertimbangan saja sebaiknya memilih varietas yang tahan terhadap hama maupun penyakit walupun produksi gabahnya tidak begitu banyak. Varietas dengan anakan banyak juga bisa menjadi pilihan.
c. Untuk musim kemarau 2/MK2 (periode ketiga) biasanya jatuh pada bulan Juli-Agustus.
Pada musim ini bisa dibilang musim kejayaan bagi petani. Apapun varietas yang ditanam akan mencapai puncak produktivitasnya, walaupun ada tambahan biaya pengairan untuk daerah yang tidak dialiri irigasi. Pada musim ini pilihlah varietas dengan malai panjang, anakan banyak dan umurnya tidak terlalu panjang.
2. Teknik pengolahan lahan
Pengolahan lahan secara optimal yaitu membajak dengan kedalaman 30 cm secara merata dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pengolahan dilakukan secara bertahap dimulai dengan pembacakan sedalam 30 cm secara merata kemudian diratakan (digaru) hingga permukaan benar-benar rata. Sehingga keadaan tanah pada saat ditanami benar-benar rata tidak ada permukaan yang tergenang dan kondisi tanah benar-benar menjadi lumpur.
3. Sistem Irigasi
Tanaman padi bukan jenis tanaman air namun kebutuhannya akan air cukup tinggi. Pengairan yang baik dilakukan dengan cara berselang dengan mempertahankan kondosi air dilahan tetap macak-macak (tidak perlu digenangi).
Pembangunan sistem irigasi air yang baik akan menjamin ketersediaan air pada musim kemarau dan dapat membuang air pada saat tidak dibutuhkan (musim penghujan).
4. Pemupukan
Pemupukan yang baik adalah pemupukan secara berimbang dan tepat waktu. Pemakaian pupuk kimia secara berlebihan akan merusak tanah pada jangka panjang. Jadi sesuaikan dosis pemakaian pupuk kimia dengan waktu yang tepat dan jangan meninggalkan pemakaian pupuk alami (Kompos, pupuk kandang dan mengembalikan jerami ke lahan).
5. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dapat dilakukan sejak dini yaitu sejak tahap penyemaian. Pengendalian dengan cara kimiawi dapat dilakukan jika telah terjadi puncak serangan yaitu dengan menggunakan pestisida. Gunakan pestisida secara tepat baik dosis dan jenis OPT. Untuk hama seperti kaper, penggerek batang, wereng, walang dll gunanakan pestisida jenis Insek(racun kontak). Akan lebih baik jika menggunakan Insektisida sistemik. Sedangkan untuk mengendalikan penyakit/jamur seperti: blas, bercak daun, busuk batang, santomonas gunakan pestisida jenis Fungi. Aplikasi pestisida yang baik dengan cara mengembun menggunakan Hans Sprayer pada waktu pagi hari.
Dengan penerapan panca usaha tani secara benar dan tepat dapat dipastikan produktivitas pertanian akan meningkat. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan berperan serta dalam membangun ekonomi Indonesia di sektor pertanian. Amiin....